Sunday, January 28, 2018

Novel Bahasa Indonesia 1+2 = Mati

BAB 2 "Halloween dan Penyergapan"

Kuwagata berlari menyelusuri hutan, dia hanya membawa kapak yang baru saja dia pakai untuk membunuh ibunya dan sebuah topeng yang merupakan benda berharga yang dibuat ayahnya sewaktu dia kecil. Kuwagata berlari selama 1 hari 1 malam tanpa berhenti untuk minum ataupun makan. Siksaan membuat dia kebal akan rasa lapar dan haus. Setelah berlari beberapa mil, akhirnya dia sampai di sebuah kota.

"Jadi ini yang namanya kota? Hmm...Cukup menarik."
Kuwagata menyeringai.

"Brukk"
Tiba-tiba seorang gadis menabrak Kuwagata.

"Gomenasai." Ucap gadis tersebut lalu melihat ke atas.

"Heeee, Kau ikutan acara Halloween?"

Kuwagata tersenyum lalu berkata
"Iya, kau juga ikut bukan? Kenalkan namaku Kuwagata, siapa namamu?" Kuwagata mengulurkan tangannya.

"Namaku Kamakiri, panggil saja Kiri" Kamakiri menjabat tangan Kuwagata.

"Apa ini?Darah? kapak itu, topeng itu,,,kau benar-benar menakutkan,sungguh kostum yang bagus." Ucap Kamakiri.

"Kau pun bagus, Kau memakai pakaian serba putih disertai dengan sayap, bagaikan pocong eh maksudku Angel di antara para Devil." Ucap Kuwagata memuji pakaian Kamakiri.

"Baiklah, saatnya penilaian untuk kostum terbaik dan menyeramkan." Ucap pembawa acara melalui microfon.

"Ayo kita kesana!" Kamakiri mengajak Kuwagata untuk segera ketempat penilaian kostum.

"Sebentar aku memakai topeng ku dulu" Ucap Kuwagata.

"Ayo cepat." Kamakiri kembali menarik tangan Kuwagata.
...
...
"Selanjutnya." Ucap Juri kostum Halloween.

"Saya selanjutnya." Ucap Kuwagata berjalan ke arah Juri.

Juri kostum Halloween terpaku melihat kostum Kuwagata, semuanya terlihat nyata. 
"Siapa namamu?" Tanya Juri sambil melihat daftar nama.

"Namaku Kuwagata Shintarou" Ucap Kuwagata lembut.

"Maaf, Namamu tidak terdaftar sebagai peserta, Selanjutnya." Ucap Juri setelah melihat daftar nama peserta kontes.

"APA APAAN INI?" Kuwagata berteriak.

Tanpa disadari Kuwagata mengayunkan kapaknya membelah kepala Juri tersebut, darah mengalir kemana-mana, seluruh orang kaget dan tak percaya hal seperti itu terjadi di depan mata. Begitu pula Kamakiri yang baru saja berteman dengan Kuwagata merasa sangat shock akan kejadian tersebut. Tiba-tiba Kuwagata berlari sambil menyeret Kamakiri ke dalam hutan.

"Lepaskan aku." Kamakiri berteriak sambil menendang-nendangkan kakinya.

"Diamlah, atau kau juga akan kubunuh." Kuwagata mengancam Kamakiri sambil berlari sekencang-kencangnya kedalam hutan.

Sesampainya di hutan Kuwagata mengikat tubuh Kamakiri di batang pohon.

"Aku sudah lama menantikan ini." Kuwagata membuka pakaian Kamakiri.

"Ampun, please don't rape me." Kamakiri memohon pada Kuwagata.

"Memperkosamu? Siapa yang ingin memperkosamu? Aku hanya ingin kita belajar matematika." Ucap Kuwagata.

Keesokan harinya, Seorang pemburu menemukan mayat seorang gadis muda, lalu memanggil polisi, namun identitasnya sangat sulit untuk diketahui, karena mayat gadis itu terlihat sangat MENGENASKAN. Kepalanya terlepas dari leher dan terbelah dua, Disetiap tubuhnya terdapat sobekan-sobekan kecil tapi tidak mengeluarkan darah karena darahnya membeku oleh LELEHAN LILIN, Tubuhnya digantung di atas pohon besar, namun tidak menggunakan tali. Melainkan, menggunakan USUS yang menggantung langsung dari perut.

Polisi mencari informasi kepada warga setempat terutama para peserta yang semalam mengadakan pesta Halloween yang sangat menyeramkan. Menurut para saksi, mereka melihat orang yang membunuh Juri pesta Halloween itu membawa lari seorang gadis ke dalam hutan. Polisi akhirnya menyimpulkan bahwa pembunuh gadis tersebut adalah orang yang sama dengan pembunuh Juri pesta Halloween.

Polisi melanjutkan pencarian dengan membentuk tim khusus 'Black Heart' yang diketuai oleh Inspektur Makishima.

"Pagi ini, kita akan melakukan pencarian, demi ketenangan warga sekitar kita harus mengerahkan seluruh kemampuan kita." Ucap Inspektur Makishima.

"Tenang sajalah, pembunuh bernama Kuwagata Shintarou itu hanya seorang amatiran, dia membunuh seseorang di tempat umum, dan dia juga membeberkan informasi tentang dirinya." Ucap Koganei yang merupakan tangan kanan Inspektur Makishima.

"Amatiran atau bukan, dia tetaplah seorang pembunuh." Ucap Inspektur Makishima dengan dinginnya.
Dua Anjing pelacak dikerahkan dan diikuti oleh 6 orang, 2 diantaranya adalah seorang eksekutor.

"Gog gog gog" Anjing pelacak menggonggong tanda mencium sesuatu, Inspektur Makishima mengomando untuk bersiaga. Tak lama kemudian mereka melihat sebuah rumah besar, rumah yang terlalu mewah untuk berada di dalam hutan.

"Apakah dia orang kaya?" Koganei bergumam.

"Kita berpencar kalian berlima periksa lantai bawah, aku akan ke atas sendirian." Ucap Inspektur Makishima.

"SIAP." 

Koganei memimpin pasukannya, diperiksanya 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, dan 3 kamar mandi. 2 jam mereka mencari, namun mereka tidak menemukan siapapun, akhirnya mereka memutuskan untuk menyusul Inspektur Makishima ke lantai atas.

"Tidak ada Inspektur." Ucap Koganei.

"Hei apakah kau mendengar suara musik?" Ucap Shinici.

"Mungkinkah dari kamar itu?" Sahut Kudo. 

Mereka mendengar alunan melodi biasa, namun sangat menyeramkan untuk diputar di tempat seperti ini.

"Gog gog gog" Anjing mereka menggonggong.

"Di dalam ada orang, masuk perlahan." Koganei mengomando bawahannya. 

"Kreekk"
Pintu terbuka perlahan, dan dilihatnya ada seorang laki-laki sedang mengangkat kapaknya. 

"DOR DOR DOR" Ratusan peluru menghujani lelaki tersebut dan kemudian lelaki tersebut jatuh.

"Akhirnya selesai juga, ngomong-ngomong dimana Inspektur?" Koganei menghela nafas.
Tak lama mereka mendekati mayat lelaki tersebut, tapi....

"Tidak mungkin, tanda pengenal itu.....INSPEKTUR MAKISHIMA." Teriak Koganei tak menyangka bahwa yang baru saja dia bunuh adalah ATASANNYA.

Mereka berusaha membuka kain yang menyelimuti tubuh Inspektur, terdapat luka sayatan pada tubuhnya namun lagi-lagi tidak mengeluarkan darah karena membeku oleh LELEHAN LILIN. Mereka pun membuka kain yang menutupi wajah Inspektur. Sedikit demi sedikit kain terbuka, kemudian mereka melihat sesuatu berwarna merah.

"Darah?" Koganei bertanya-tanya.

Akhirnya kain terbuka seluruhnya, namun mereka menelan ludah karena warna merah tersebut adalah BOM. Mereka berusaha lari, namun naas mereka tak sempat keluar dari ruangan itu karena pintunya tiba-tiba TERKUNCI.

No comments:

Post a Comment

Silahkan apabila ingin memberikan komentar asalkan sopan dan bertanggung jawab