Another Story
"Kebodohan dan Kesombongan"
2 Jam yang lalu saat mereka berpencar...
Menjijikan bukan, aku takut untuk berjalan sendirian, tapi aku ingin terlihat keren dimata bawahanku. Aku adalah Makishima Chanchan, aku bekerja sebagai Inspektur.
"Ugh sungguh rumah yang menyeramkan." Ucap ku lirih.
Kulihat ada bayangan seseorang dari dalam kamar.
"Siapa itu? Keluarlah dan serahkan dirimu."
Aku terus berjalan mendekat, sampai langkahku terhenti ketika mendengar sebuah suara.
"Kemarilah, mari kita bermain."
Suara itu sangat kecil sampai-sampai sangat sulit untuk mendengarnya. Kupejamkan mataku untuk memantapkan indra pendengarku, namun tiba-tiba aku tidak sadarkan diri.
"Dimana aku? Ugh sial aku terikat" Ucapku kesal karena tidak bisa meloloskan diri.
"Oh kau sudah bangun rupanya."
"Siapa itu? Koganei? Shinici?" Aku ketakutan, sangat ketakutan.
"Aku adalah penghuni rumah ini."
"Penghuni? apakah kau hantu?" Mati aku, aku sangat takut dengan hantu. Kuharap dia adalah manusia, bukan hantu.
"Hahaha aku bukanlah hantu." Oh lega hatiku mengetahui bahwa dia bukan hantu, lalu siapa dia?
"Aku bukanlah hantu, tapi sepertinya aku adalah orang yang kau cari."
"Orang yang kucari? Siapa? apakah dia Kuwagata?"Gumamku dalam hati.
"Siapa namamu?" Aku bertanya dengan seluruh badan gemeteran.
"Namaku adalah Ku..wa..ga..ta."
Ingin aku berteriak, namun mulutku segera dibekam menggunakan kain. Kulihat matanya berwarna merah darah, dia menyeringai, dengan banyak luka sobekan di wajahnya.
"Apakah dia juga dulunya adalah korban?" Gumamku dalam hati.
Belum sempat ku berpikir, dia sudah merobek bajuku. Kulihat matanya terkaget ketika melihat seluruh badanku.
"Kau seorang wanita?" Ucapnya kebingungan.
Aku hanya bisa menangis, karena mulutku tersumpal oleh kain.
"Saat pertama melihatmu, kukira kau adalah seorang laki-laki." Ucapnya sambil mengasah pisaunya.
"Kenapa kau tak membalas ucapanku?" Tanyanya padaku.
Aku hanya menundukkan kepalaku sambil bergumam dalam hati.
"Dasar bodoh, kau membekamku dengan kain, bagaimana aku membalas ucapanmu."
Ku lihat dia akan melakukan sesuatu, mungkin sesuatu yang sama dengan yang dia lakukan pada korban-korban sebelumnya. Gawat.
"Ugh." Aku menghela nafas, merasa lega bahwa dia melepaskan kain pada mulutku.
"Hahaha aku lupa memberi tahumu, apabila pintu itu ditutup, ruangan ini kedap suara."
Aku terkejut, ingin aku berteriak tapi percuma saja, tidak akan ada yang mendengarku dari dalam sini. Aku hanya bisa pasrah, ini adalah hasil dari kesombongannku, sungguh aku sangat menyesal.
Tiba-tiba dia meletakan pisaunya di belahan dadaku, lalu mulai menyayatnya secara perlahan namun menyakitkan. Setelah itu dia mencukur rambutku, namun bukan hanya rambut yang dia cukur, tetapi dengan kulitnya juga.
"ARGHHHHHHHHHH!!!." Aku berteriak sekencang-kencangnya.
"Hentikaann!!! Tolong lepaskan aku, lakukan sesukamu tapi tolong lepaskan aku." Sungguh menjijikan aku memohon pada seseorang yang akan membunuhku.
"Lakukan apapun sesukaku? Apa kau sebodoh itu?" Ucap Kuwagata meledek.
"Tenang saja aku tidak akan membunuhmu, karena yang akan membunuhmu bukanlah diriku."
Ucap nya lalu kembali membekam mulutku dan menutupi badanku dengan kain.
Tak ada lagi siksaan yang kurasakan, apakah aku selamat? Apakah dia sudah pergi? Ah semoga saja iya. Suara Apa itu? Music itu lagi? Music yang sama dengan yang kudengar tadi. Apa itu suara langkah kaki? Oh itu pasti teman-temanku, maksudku bawahanku. Apaa...apa yang mereka lakukan.. (Kalian tahu apa yang terjadi).
No comments:
Post a Comment
Silahkan apabila ingin memberikan komentar asalkan sopan dan bertanggung jawab